#26 – Matematika dalam Islam

Jika boleh mengajukan tanya: apa agama yang paling tepat untuk nenek moyang kita bernama matematika? Rasanya tak perlu berdebat untuk klaim akan agama yang cocok untuknya. Biarkan dia memilih sesuai kehendaknya, atau mungkin ia akan berucap: agamaku adalah jawaban terhadap kebodohan di dunia.

Ada beberapa kecenderungan yang muncul dalam klaim terhadap keilmuan. Dulu, pada 1980-an, di Bandung muncul penerbit yang rutin menerjemahkan karya-karya pemikir Islam. Nama penerbit itu Pustaka, memiliki keterkaitan dengan Masjid Salman ITB.

Pada suatu masa, kita berjumpa terjemahan karya Isma’il Raji al Faruqi, Islamisasi Pengetahuan (1984). Gagasan diajukan sebagai upaya mencari relevansi Islam dalam kerinduan identitas keilmuan. Di Indonesia gagasan tersebut syarat polemik.

Sanggahan pernah dimunculkan oleh Kuntowijoyo melalui buku garapannya, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika (2006). Ia menginginkan pada penenkanan misi profetik. Islam perlu mamberi tawaran alternatif paradigmatik dalam ilmu.

Kita berpikiran matematika kemudian menghadap dengan khidmat buku garapan Ali Abdullah Al-Daffa’. Buku tersebut pada awalnya terbit di Inggris di 1977. Penerjemahan dilakukan oleh Amin Senin, berjudul Sumbangan Islam dalam Bidang Matematika pada 1992.

Buku itu diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia. Buku mudah menjadikan kita memberi anggapan, keberadaannya sebagai misi lembaga untuk warga Malaysia. Sebagai orang Indonesia, kita bersyukur dapat mendarasnya.

Pada prakata, kita mendapat penjelasan: “Ahli-ahli matematik Islam telah merekacipta sistem perpuluhan aritmetik sekarang dan menyusun formula operasi-operasi asas yang berkaitan dengan penambahan, penolakan, pendaraban, pembahagiaan, kuasa berganda serta menjumpai punca kuasa dua dan punca kuasa tiga. Di samping itu mereka juga memperkenalkan simbol sifar kepada kebudayaan Barat.”

Dalam beberapa bagian, sebagai penutur bahasa Indonesia, kita akan sedikit mengalami gejolak akan bahasa, melalui istilah maupun pilihan kata dalam uraian. Walakin, buku tetap memberi janji bagaimana kehadirannya menyigi gagasan matematika yang pernah dikemukakan dari kalangan ilmuwan Islam.[]

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak