#25 – Matematika dan Kebudayaan

 

Majalah Basis edisi No. 07 – 08, Juli – Agustus 2004 terbit dengan edisi khusus bertajuk “Pendidikan Matematika”. Sampul depan bagian atas berketerangan “Pelajaran Matematika yang Menakutkan”, membuat para pembaca segera menebak isi majalah.

Tulisan demi tulisan yang tersaji memberi keterangan dalam sekian perspektif berhubungan dengan matematika. Pada rubrik “Tanda-Tanda Zaman”, Sindhunata menulis esai “Mengasah Rasa Matematika”. Di sana, kita mendapat penjelasan:

“IPTEK adalah ilmu yang harus kita pelajari setiap hari. Dan salah satu jalan utama menuju IPTEK adalah matematika. Untuk menjadi manusia yang tangguh dalam IPTEK, siswa perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam hal pelajaran matematika.”

Halaman demi halaman terus menarik untuk lekas dibaca. Kita berpikiran mengenai bayang-bayang ketakutan matematika di benak para bocah sekolah. Babak kehadiran tulisan dari tiap penulis memberi keterangan akan cara mengurai dan mengatasai masalah tersebut.

Frans Susilo menyajikan esai berjudul “Matematika Humanistik”. Ia menyebutkan: “Matematika sebagai bagian dari kebudayaan manusia telah mendorong tumbuhnya kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan tidak hanya memberi tempat kepada matematika, tetapi juga sering kali menjadi pendorong dan penggerak tumbuhnya matematika.”

Penjelasan tersebut membuat kita mengerti keterhubungan antara matematika dan kebudayaan. Sebuah buku berjudul Matematika dalam Budaya: Kumpulan Kajian Etnomatematika (2019) menarik disimak. Buku garapan dari beberapa mashasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Buku hadir sebagai persembahan terhadap dosen pengampu etnomatematika, St. Suwarsono yang memasuki purna tugas pada usia 70 tahun. Dua puluh tuju kajian matematika dalam sekian aspek dengan pendekatan kebudayaan dihadirkan. Mulai dari bangunan, motif kain dan anyaman, perhitungan dan simbol, kesenina, serta tradisi dan budaya.

Di tiap kajian, para penulis memberi keterangan dan penjelasan secara runtut bagaimana matematika hadir pada sekian tema yang digarap. Kajian demi kajian memberi bukti bahwa banyak aspek dalam kebudayaan memuat pengetahuan tentang matematika. Keberadaan matematika luas, seluas kemauan untuk menelusuri peristiwa di sekitar.[]

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak