Pada 2022, Pustaka Jaya
menerbitkan buku Kepalungan Budaya: Batas
Pengetahuan, Pemberdayaan Iptek dan Ilmuwan Masa Depan. Buku memuat
sekumpulan tulisan ahli astronomi Bambang Hidayat. Ilmuwan kelahiran Kudus, 18
September 1934 tersebut adalah nama penting dalam keilmuan di Indonesia.
Topik
demi topik dihadirkannya sedemikian rupa dengan reflektif dan analitis. Kita
diajak mengerti akan keterhubugan yang terjadi pada ilmu-ilmu. Bambang memiliki
pamrih akan setiap zaman senantiasa lahir generasi angkatan muda yang menekuni
ilmu dan pengetahuan.
Ia
memberi kepercayaan diri terhadap generasi muda, “Bangsa Indonesia masih perlu
pemikir sains”. Di babak lain, ia sempat mengeluhkan masih minimnya pengajaran
ilmu pengetahuan dasar tak terkecuali pada bidang matematika.
Mafhum,
dua peranan untuk menngatasi hal itu yang dicatat adalah peranan orangtua dan
guru. “Sebaliknya keingintahuan yang kritis harus sudah dikembangkan semenjak
mereka duduk di tingkat pendidikan ekunder, bahkan mulai dari sekolah dasar,”
ungkapnya.
Keterangan
makin mengingatkan guru. Kita berhak menyatakan bahwa gurulah menjadi satu
sosok penting yang mengenalkan pada luasanya ilmu dan pengetahuan. Tak
terkecuali di sana mengenai matematika.
St
Kartono dalam bukunya Menjadi Guru untuk
Muridku (2011) menjelaskan akan segenap hal mengenai dunia pendidikan. Ia
memberi pandangan akan keberadan guru. Tulisnya: “Guru mempunyai andil besar
dalam membawakan materi pelajaran yang tidak gampang menjadi gamblang bagi
siswa di kelas.”
Kalimat itu berkelindan pada kemauan guru dengan memaksimalkan energi untuk berbuat kreatif pada murid-muridnya. Sementara itu, Iwan Pranoto dalam bukunya Kasmaran Ilmu Pengetahuan (2019) menekankan pada semangat kejuangan dan kemerdekaan di kelas.
“Guru berdaya akan otomatis memicu atmosfer subur sehingga pelajar bergairah bermatematika dan bersains; bukan beriman kepatuhan pada rumus dan ketakutan yang salah.” Kita pernah belajar matematika, dan ada pula yang terus menekuni. Terima kasih layak disampaikan pada matematika, dengan di baliknya ada guru yang tekun, kreatif, dan terus berjuang pada kebernalaran.[]
*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).