Pada abad XXI, dalam keadaan
menggeliatnya media digital, agaknya kita makin diajak menjadi “manusia tutorial”.
Seabrek pihak berlomba-lomba terus menawarkan konten untuk melakukan sesuatu
hal dengan instan. Memelihara ikan, memancing, menjadi kaya, memasak, hingga
menjadi ustaz selebritis.
Para
pengguna itu dimanjakan dengan daya pikat omongan, variasi tampilan visual, dan
godaan sukses melakukan sesuatu, hingga antusiasme berkompetisi. Dengan begitu,
perhatian pengguna kini sebatas pada aplikasi-aplikasi. Untuk bisa memasak,
ikutilah petunjuk dari pemengaruh yang membuat video memasak.
Ada
perubahan situasi mendasar, tentang perhatian yang dikerangkakan bagi publik. Dulu,
metode tutorial itu bergerak pada teks-teks dalam sekian tema kehadiran buku.
Tutorial masih menginginkan ajakan berilmu. Kini, kecenderungan yang muncul,
kita hanya dibuat pukau pada cara yang membuat hasrat lekas berhasil.
Janice
Pratt VaCleave, salah satu nama penting yang dimunculkan oleh Penerbit Grafiti.
Ia tampil dengan upaya penejemahan beberapa buku karyanya. Salah satu judul
buku yang hadir di kalangan publik Indonesia adalah Gembira Bermain dengan Geometri (1996). Buku itu hasil terjemahan
dari Dadi Pakar.
Dalam
buku, kita mengerti, Janice menyajikan langkah-langkah dengan jumlah 101
percobaan terkait geometri. Kita menduga, ajakan itu bagian penting dalam
mengerti matematika. Janice memberikan tutorial dalam bentuk teks, dengan
pamrih memunculkan istilah demi istilah akan matematika.
Pembaca
diajak mengerti maksud geometri. Penjelasan ditulis: “Geometri adalah pelajaran
tentang bentuk. Geometri menggunakan angka dan lambang untuk menyatakan
sifat-sifat berbagai bentuk tersebut serta hubungan di antaranya. Buku ini
mempelajari dua macam geometri, yaitu geometri
datar dan geometri ruang.
Geometri datar adalah peajaran mengenai bangun dua dimensi, sedangkan geometri
ruang adalah pelajaran tentang bangun tiga dimensi.”
Dalam
rincian dari sekian daftar percobaan, para pembaca diajak untuk mendalami
keilmuan. Tak dapat kita mungkiri, dalam lanskap keilmuan, satu hal mendasar adalah
kehadiran metodologi ilmiah. Metode itu menjadi upaya untuk menyingkap
bagaimana proses terjadinya sebuah ilmu.[]
*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).