#22 – Matematika dan Cerita Tunggal

 

Para pembaca Kompas agaknya dalam beberapa bulan terakhir kangen terhadap tulisan-tulisan Iwan Pranoto. Guru besar matematika Institut Teknologi Bandung itu terbaca untuk tulisan terakhir di Kompas pada bulan Oktober dan Desember 2023.

Iwan adalah pemberi harap bagi publik dalam mengerti isu-isu mutakhir berhubungan dengan ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Ia sanggup menyajikan gagasan populer dengan ragam tema. Matematika, sains kealaman, bahasa, hingga kebudayaan.

Para pembaca tak ingin melewatkan untuk memiliki tatkala kumpulan tulisan di Kompas dalam beberapa masa dijadikan menjadi sebuah buku. Buku berjudul Kasmaran Berilmu Pengetahuan, diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kompas pada 2019.

Di buku merekam jejak pemikiran Iwan. Kita disuguhi penjelasan matematika yang tidak lazim didapatkan di jenjang pendidikan formal. Iwan makin pamrih saat pada tahun 2020 bersama dengan Aditya F. Ihsan menerbitkan buku berjudul Berpikir Majemuk dalam Matematika.

Buku yang juga diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas tersebut berupaya membongkar permasalahan matematika dalam penuturan di pendidikan. Kita mengerti, ada pola yang keliru acapkali terjadi dikarenakan kehadiran pihak pendidik. Matematika mendapati situasi bahaya.

Penjelasan diungkap pihak penulis: “Pada praktik pendidikan matematika di sekolah, guru cenderung mengajarkan cara yang tunggal dan memberi kesan seakan-akan cara yang berbeda dengan yang diajarkannya itu salah.” Keterangan lekas membuat kita berpikir jauh.

Buku itu mengajak kita dengan kritis memahami cuaca kultural yang terjadi dalam kehidupan di Indonesia. Bahwa harus diakui corak keberagaman adalah masalah serius dalam ruang publik. Narasi cerita tunggal yang mendominasi menjadi penyebabnya. Iwan dan Aditya memberi tawaran akan keberadaan matematika dapat menyeka masalah.

Dengan demikian, penghargaan terhadap keberadaan matematika yang mengajarkan kesadaran berpikir majemuk itu dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa. Hal itu membutuhkan upaya terlebih dahulu untuk membongkar masalah dalam penuturan matematika. Dari matematika, mereka menggerakkan keran diskursus di berbagai ruang dalam cakupan kemajemukan di Indonesia.[]

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak