Buku
itu berwarna merah dan berketerangan “setan”. Sekilas, kita mudah ingat
Manchester United (MU) yang kerap membawa gundah para fansnya. Setan merah itu
sering melempem dan menjadi ejekan media-media tertentu saat kekalahan dilandanya.
Hans
Magnus Enzensberger melalui buku Setan
Angka: Sebuah Petualangan Matematika (2007) hasil terjemahan Nuurcholis,
tak mengajak bahasan tentang MU. Lewat buku yang diterbitkan Transmedia pada
2007 itu, ia pamrih menyuguhkan cerita tentang matematika.
Kita
bertemu tokoh Robert dalam mimpi di malam demi malamnya. Ada sebelas malam yang
dilalui Robert dengan mimpi bertemunya Setan Angka. Di sana tersaji kisah demi
kisah yang membuat tegang, merasa konyol, dan penuh kejutan.
Mulanya
Robert adalah sosok anak yang jengkel terhadap keberadaan matematika. Dalam
hidupnya tak beres berurusan dengan matematika. Kehadiran Setan Angka membawa
perubahan dalam hidupnya. Melalui mimpi, ia berpetualang dan kasmaran terhadap
matematika.
Cerita
demi cerita memamaparkan perkenalan Robert dengan alat bernama kalkulator,
sistem perhitungan dari yang sederhana sampai yang kompleks, konsep bilangan
prima, persentase, hingga fakta bahwa angka Romawi tidak mengenal nol. Semuanya
tersaji dalam narasi memukau.
Sampai-sampai
ibunya kaget dengan perubahan yang terjadi pada diri Robert. Suatu saat ia
cemas, dengan kondisi yang dialami Robert. Ia kerap menjumpai yang digumamkan
Robert, hanyalah angka, angka, dan angka. Kita mendapat arti penting akan
imajinasi dalam matematika.
Kendati
demikian, fiksi, bagi beberapa orang kadang hanyalah dianggap fiksi semata.
Kita jarang menemukan sajian-sajian seperti yang dituliskan oleh Hans Magnus
Enzensberger sebagai jembatan pemantik mengurangi ketegangan dan kekeliruan
tentang matematika.
Seperti
halnya ditulis oleh Hans di bagian penutup, “Peringatan!”. Kita mendapat
keterangan: “Tapi, di kelas, kita tidak pernah tidur dan jarang bermimpi. Guru
kalian sudah benar menggunakan ungkapan-ungkapan yang dipakai para ahli
matematika di seluruh dunia. Gunakan saja ungkapan-ungkapan mereka (kalau tidak
mau mencari masalah).”[]
*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).