Dulu kita kagum dan mudah
bercerita saat buku garapan Tom Nichols diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Semula buku berjudul The Death of
Expertise (2017). Buku diterjemahkan Ruth Meigi P dengan judul Matinya Kepakaran diterbitkan
Kepustakaan Populer Gramedia pada 2018.
Buku
mengajak sadar akan ruang-ruang gema yang berkelindan dalam fase perkembangan
dunia digital. Konon ketakutan berarti yang muncul, dunia digital menjadikan
lahirnya generasi mudah berkomentar, defisit membaca. Internet terus
memunculkan situasi paradoksnya.
Kita
mengingat saja perkembangan dalam ilmu matematika di masa lalu. Buku terbaca Pedoman Khusus Matematika 5a yang
ditujukan untuk guru-guru di sekolah dasar. Buku tersebut diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional pada 1979.
Di
buku, kita mengerti makna kepakaran dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan. Pada
bagian buku, kita mendapat keterangan mengenai nama-nama yang terlibat dalam
proyek tersebut. Nama-nama tersebut mentereng dengan gelar akademik yang
disertakan.
Pada
bagian Tim Pengolah dan Penyusun Naskah, terdapat enam belas nama. Oh, ingatan
pada dua nama yang pernah terbaca keterangan biografisnya: Andi Hakim Nasoetion
dan R.M.J.T. Soehakso. Mereka berdua menjadi bagian pendekar matematika pada
masanya. Mereka besar di kampus, masing-masing Institut Pertanian Bogor dan
Universitas Gadjah Mada.
Dalam
buku yang digunakan sebagai acuan mengajar para guru tersebut, agaknya tersirat
dalam pengantar yang ditulis oleh tim. Keterangan berupa: “Dalam penulisan seri
Buku Matematika Sekolah Dasar ini, kami merasa berhutang budi kepada Education
Development Centre, Newton, Masschusetts, USA, yang telah memberikan
ijin/persetujuan kepada kami untuk mempergunakan seri bukunya, “Entebbe
Mathematics Series”, sebagai sumber pokok dalam penulisan seri buku tersebut.”
Buku memberi bukti dan janji akan kehadiran matematika kepada para bocah-bocah. Kepamrihan diupayakan oleh negara dengan melibatkan para pakar dari berbagai kampus dalam upaya pendatangan keilmuan. Kita kangen para pakar kampus pamrih berbahasa dan menyusun tulisan pada bocah, di tengah kesibukan menulis jurnal bereputasi internasional.[]
*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).