#18 – Matematika Persahabatan

 

Permasalahan bermatematika menyeret banyak pihak. Bukan hanya para bocah, namun juga menyangkut kehadiran orang tua. Beban pelajaran para bocah dibawa ke rumah. Para orang tua harus menerima keluh dan kesah. Konon matematika melatih diri untuk bersabar.

Matematika kadang terpeyorasi pada angka, angka, dan angka. Matematika kemudian mendapati peran sebagai antagonis di banyak pihak. Riza Astuti pernah menulis buku Bersahabat dengan Angka. Di sampul nama itu tertulis sendiri. Akan tetapi, di halaman sampul dalam, ada nama lain: MH. D. Margani.

Buku diterbitkan pertama kali oleh CV. Karya Indah Jakarta pada 1996. Di buku berketerangan bagian proyek Inpres dengan stempel Departemen Pendidikan Nasional. Kehadiran penulis itu agaknya memberi respons terhadap pelbagai gejolak yang muncul dalm matematika.

Mereka sadar, matematika masih jauh dari kerangka imajinasi para bocah sekolah. Agaknya itu yang kemudian membuat kita mafhum dengan pilihan kata dalam judul. Sahabat itu erat dan dekat. Buku ingin menghadirkan angka, angka, angka itu bagaikan sahabat.

Mereka menghadirkan cerita-cerita terkait peristiwa dan fenomena keseharian yang berhubungan dengan matematika. Ada sejumlah tujuh cerita yang membentuk rangkaian dalam isi buku tersebut. Sosok bernama Rahman menjadi pengisi peran penting dalam halaman demi halaman.

Di bagian pengantar, keterangan tertulis: “Bagaimana Rahman melakukan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari untuk menemukan matematika di sana, menjadi matematika di balik batu bata, baginya pun Mbok Sayur di pasar, bagaikan kalkulator uzur.”

Petualangan Rahman bersama tokoh lain tak terlepas dari tugas yang diberikan guru matematikanya di Sekolah Dasar. Guru tersebut bernama Pak Hadi. Ia memerintahkan murid-muridnya, tak terkecuali Rahman untuk membuat suatu karangan bebas mengenai peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memantik kesadaran para murid untuk melakukan eksperimen, menjalani pencarian, dan membuka sebuah dialog. Peristiwa dan fenomena di lingkungan sekitar menjadi babak penting menghubungkan kehadiran matematika dan kebudayaan yang menegaskan matematika selalu hadir.[] 

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak