#15 – Matematika yang Lebih

 

Persinggungan di media digital dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan keberadaan “Paling” adalah kata yang memantik pengutuban antara dua hal. Sebagaimana pada umumnya, tiap lema mulanya adalah netral. Akan tetapi, karena kehadiran penutur, menjadikan kata mengalami penafsiran.

Anda tentu paham, di media digital, kadang kita hanya diajak menjadi “Bangsa yang Cerewet dan Kakean Cangkem”. Itu terbukti dengan silang selimpat kebodohan kolektif bermotif debat, hasrat merasa paling tahu tanpa dilandasi kerendahan hati, hingga tentu saja adalah mudahnya percaya sesuatu tanpa berbekal pikiran kritis dan skeptis.

Maka kemudian muncullah pihak-pihak yang menjadi sumber masalah. Di sana ada perubahan bahasa yang terjadi. Frasa “Si Paling” kemudian menggeliat menjadi tuturan warga internet. Kendati memiliki konotasi buruk, frasa itu ternyata juga meletupkan daya kritik, walaupun belum jelas kadar prosentasenya.

Matematika agaknya tidak kerap melibatkan “Paling”. Dalam kondisi penggambaran terhadap dua hal, keberadaannya justru menggunakan tiga kata berikut: “Lebih”, “Kurang”, dan “Sama”. Masing-masing kata tersebut jelas memberi dampak logis yang nyata rasional—ketimbang katakanlah dari “Paling”.

Apakah ada keterkaitannya dengan buku garapan Brian Bolt? Hal mendasar tentunya adalah buku garapannya yang diterjemahkan oleh Bambang Sumantri dan diterbitkan oleh Gramedia pada 1990 tersebut dalam judul memuat kata “Lebih”. Judul lengkapnya Permainan dan Teka-Teki Matematika yang Lebih Mengasyikkan.

Jelas pula, Bolt tak akan memberi posisi sentral pada kata “Lebih”. Yakinlah, ia akan lebih memilih pada kata-kata di luar itu. Mungkin pada “matematika”, “permainan”, teka-teki”, ataupun “mengasyikkan”. Pilihan kata itu akan menjadi pengunci.

Kalau kita menyimak pengantarnya, ia menulis: “Buku ini memuat lebih dari seratus teka-teki yang rasanya dapat menawan imajinasimu. Jenisnya bermacam-macam. Mulai dari teka-teki tentang batang korek api dan mata uang logam sampai ke soal langsiran kereta api, teka-teki bilangan, teka-teki permainan catur, kemustahilan topologis, tipuan, permainan, dan lebih jauh lagi tentang bujur sangkar ajaib.”[] 

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak