#13 – Ensiklopedi

 

Ensiklopedi menandai babak pergulatan teks keilmuan. Ia menggenapi kehadiran kamus-kamus. Dalam perkembangan keilmuan Indonesia, sejak mula tatkala bahasa Indonesia dikembangkan dalam kamus-kamus, di sisi lain mulai ada upaya pemunculan kepentingan ilmu.

Ketimbang sains kealaman, kamus-kamus di Indonesia terlebih dahulu bergerak pada ilmu teknik dan kedokteran. Tahun 1950-an kita dapat mengetahui keberadaannya yang membentuk peradaban lema mengenai keilmuan.

Ensiklopedi bermunculan. Sebermula didahului pada bidang sastra, politik, sosial, ekonomi, dan keagamaan. Kita kemudian paham, babak-babak munculnya ensiklopedi bidang sains alam mulai diperhatikan. Upaya tersebut sebagai bentuk kemauan mengerti perkembangan bahasa keilmuan.

Wahyudin dan Sudrajat pada 2002 berhasil menyusun Ensiklopedi Matematika dan Peradaban. Karya tersebut mendapatkan pengesahan dari Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Naga-naganya, kita mudah memberi sepakat, keberadaan karya tersebut terasa penting bagi bocah-bocah sekolah.

Pihak penerbit memberi sedikit keterangan. Mereka memberi keyakinan pada publik: “Penerbit berharap Ensiklopedi Matematika dan Peradaban Manusia ini dapat menjadi salah satu acuan bagi para siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar. Semoga para siswa dapat mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di bidang matematika melalui ensiklopedi ini.”

Pada buku sejumlah 320 halaman tersebut, penulis memberi hidangan yang penuh keterangan berhubungan ihwal matematika. Mereka menyajikannya dalam babak demi babak. Mulai Aljabar, Bilangan, Geometri, Pengukuran, Proporsi, Statistika, dan Himpunan. Mata dibuat manja dalam membaca. Buku dicetak dalam kertas tebal dengan gambar berwarna.

Yang jauh lebih penting, harus diakui keseluruhan bab yang disusun tersebut belum tentu memberi keyakinan akan uraian lengkap. Justru inilah pokok dari ensiklopedi. Yang terpenting adalah ada upaya pemunculan penjelasan demi penjelasan sebagai bahan tambahan yang penting di luar teks pelajaran.

Menariknya, selain acuan sejarah, penulis memberi keterangan-keterangan penting dalam kemunculan dan pengaruh dari tokoh terkait. Hal itu terasa penting, di tengah sedikitnya buku-buku yang mau memunculkan pergulatan tokoh penemu maupun ilmuwan dari konteks teori yang dikemukakan.[]

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak