Ensiklopedi
menandai babak pergulatan teks keilmuan. Ia menggenapi kehadiran kamus-kamus.
Dalam perkembangan keilmuan Indonesia, sejak mula tatkala bahasa Indonesia
dikembangkan dalam kamus-kamus, di sisi lain mulai ada upaya pemunculan
kepentingan ilmu.
Ketimbang
sains kealaman, kamus-kamus di Indonesia terlebih dahulu bergerak pada ilmu
teknik dan kedokteran. Tahun 1950-an kita dapat mengetahui keberadaannya yang
membentuk peradaban lema mengenai keilmuan.
Ensiklopedi
bermunculan. Sebermula didahului pada bidang sastra, politik, sosial, ekonomi,
dan keagamaan. Kita kemudian paham, babak-babak munculnya ensiklopedi bidang
sains alam mulai diperhatikan. Upaya tersebut sebagai bentuk kemauan mengerti
perkembangan bahasa keilmuan.
Wahyudin
dan Sudrajat pada 2002 berhasil menyusun Ensiklopedi
Matematika dan Peradaban. Karya tersebut mendapatkan pengesahan dari Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Naga-naganya, kita mudah memberi
sepakat, keberadaan karya tersebut terasa penting bagi bocah-bocah sekolah.
Pihak
penerbit memberi sedikit keterangan. Mereka memberi keyakinan pada publik: “Penerbit
berharap Ensiklopedi Matematika dan Peradaban Manusia ini dapat menjadi salah
satu acuan bagi para siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar. Semoga para
siswa dapat mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di bidang
matematika melalui ensiklopedi ini.”
Pada
buku sejumlah 320 halaman tersebut, penulis memberi hidangan yang penuh
keterangan berhubungan ihwal matematika. Mereka menyajikannya dalam babak demi
babak. Mulai Aljabar, Bilangan, Geometri, Pengukuran, Proporsi, Statistika, dan
Himpunan. Mata dibuat manja dalam membaca. Buku dicetak dalam kertas tebal
dengan gambar berwarna.
Yang
jauh lebih penting, harus diakui keseluruhan bab yang disusun tersebut belum
tentu memberi keyakinan akan uraian lengkap. Justru inilah pokok dari
ensiklopedi. Yang terpenting adalah ada upaya pemunculan penjelasan demi
penjelasan sebagai bahan tambahan yang penting di luar teks pelajaran.
Menariknya,
selain acuan sejarah, penulis memberi keterangan-keterangan penting dalam
kemunculan dan pengaruh dari tokoh terkait. Hal itu terasa penting, di tengah
sedikitnya buku-buku yang mau memunculkan pergulatan tokoh penemu maupun
ilmuwan dari konteks teori yang dikemukakan.[]
*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).