#11 – Berlimpah Ilmu

 

Konon Orde Baru mengukir prestasi salah satunya dengan menyusun ratusan akronim dalam berbagai bidang. Akronim itu yang mengikat, mudah diingat, dan bertalian erat dalam kehidupan masyarakat. Dalam agihan misi keilmuan dan religiositas, Orde Baru punya slogan khusus: IPTEK dan IMTAQ.

IPTEK itu ilmu pengetahuan dan teknologi. IMTAQ itu iman dan taqwa. Kendati terdapat kesilapan, namun akronim tersebut terus awet dan selalu digunakan. Kita tak perlu berpikiran mengenai bahasa. Kita justru teringat buku-buku yang terbit pada masa Orde Baru.

Banyak yang bilang, keluarga-keluarga kelas menengah mudah menghadirkan ilmu di ruang keluarga. Mereka berbelanja buku, berlangganan majalah, dan membeli surat kabar untuk dihadirkan dalam rumah. Penghadiran menjadi babak kemunculan percakapan. Percakapan itu yang membentuk sebuah kebudayaan.

Pada Orde Baru, kita ingat sebuah penerbit bernama Tira Pustaka Jakarta. Masyarakat Indonesia dibuat kagum, kendati berseloroh persoalan harga. Penerbit itu menjalankan misi penerjemahan buku-buku memuat keilmuan. Mereka pamrih menyusun seri demi seri. Seri memberi bukti bahwa perkembangan ilmu makin kompleks. Cabang demi cabang bermunculan.

Salah satu seri penting bernama Pustaka Ilmu Life. Seri tersebut terdiri dari puluhan buku. Buku menghubungkan para ilmuwan, penerjemah, akademisi, dan lembaga-lembaga. Keterkaitan antara satu pihak dengan pihak lainnya memegang kunci: dorongan untuk menghadirkan bacaan di keluarga terus penting.

Di seri tersebut, kita menjumpai satu judul buku, Matematika. Buku garapan David Bergamini (1963). Dalam seri bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Abdurrauf Rambe (IPB), J. Drost (IKIP Sanata Dharma), B. Susanto (UGM), Bana Kartasasmita (ITB), dan Riya Mursanto. Buku terbit pertama kali pada tahun 1981.

Halaman demi halaman mengajak para pembaca menyigi dengan betul akan sejarah dan perkembangan matematika. Matematika merujuk pada nama tempat dengan peradaban yang dimilikinya. Kita dibuat bahagia dalam matematika dengan sajian tulisan yang populer. Bersamaan dengan itu, tentu menyiratkan pula bahwa matematika menjadi bekal penting dalam menjalani kehidupan.[] 

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak