#10 – Mahbub Djunaidi dan Guru Matematika

1946 – 1949. Bocah itu bernama Mahbub Djunaidi, berada di masa gejolak. Ia mengisahkan dalam roman Dari Hari Ke Hari (1975). Karya itu menjadi salah satu pemenang dalam penganugerahan Dewan Kesenian Jakarta tahun 1974.

Di buku, kita mengerti nama-nama kota. Mengungsi ke Solo, di usia 13 tahun. Masa tak menentu, ia sempat berhenti sekolah di kelas 4 SD. Di Solo, ia melanjutkan ke sebuah sekolah partikelir kepunyaan Muhammadiyah daerah Mangkunegaran.

Ia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Di sekolah itu, ia hanya bertahan dua puluh lima hari, sebelum kemudian berpindah ke SD No. 27 Kauman. Pengisahannya jujur, apa adanya, dan imajinatif. Kepolosan sebagai bocah dituliskannya: “Ada beberapa sebab yang kurasa masuk akal. Pelajarannya terlalu susah, khusus berhitung bagi anak yang hampir setahun menganggur.”

Pengakuan akan matematika mengisahkan masa lalu. Masa terlalui, ia menjadi orang ternama. Ketekunan sampai dewasanya yaitu menulis. Ingat, Mahbub pernah menjadi penulis tetap di Tempo. Kumpulan tulisannya terbit dalam buku Kolom Demi Kolom (1986).

Babak menjadi kolumnis di Tempo, memikat hati seorang guru matematika di Magelang. Guru itu bernama Nurcholik Adnan. Di Majalah Tempo edisi 19 April 1986, ia mengaku telah delapan tahun mengumpulkan tulisan Mahbub, dan genap berjumlah 100. Bertepatan dengan ulang tahunnya, ia ingin memberikan hadiah kepada 10 orang pertama yang dapat menjawab.

Guru itu cerdas, dengan memamerkan sebuah pertanyaan: “Saya bermaksud membagi kolom itu kepada siapa saja yang berminat dengan syembara. Begini, pada 22 April 1986, pukul 11.00 WIB nanti, saya akan genap  berumur 200.000 jam. Pertanyaan: Tanggal, Bulan, dan tahun berapakah saya dilahirkan?”

Kita tak ingin melewatkan ketertarikan untuk menghitung. Namun, kita tak bisa lepas tawa dan sedikit kaget. Orang yang semasa sekolah dasar kerepotan akan matematika itu, mampu menggerakkan guru matematika dengan cara lain, yang tak terpikir sebelumnya.[]

 

*Joko Priyono. Fisikawan Partikelir. Penulis Buku Bersandar pada Sains (2022).

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak